Indonesia
Indonesia
Canon telah menekan aberasi kromatik yang biasanya ditemukan apabila menggunakan lensa konvensional dengan mengembangkan lensa fluorit dan UD. Terutama saat menggunakan lensa aperture lebar dengan nilai F rendah, teknologi sebelumnya tidak dapat menghilangkan aberasi kromatik sekaligus mengurangi ukuran dan beratnya. Sifat dispersi cahaya merupakan sumber aberasi kromatik. Bidang fokus lensa, idealnya merupakan tempat berkumpulnya semua cahaya untuk membentuk satu titik. Sayangnya, dispersi merupakan hasil yang tak terelakkan dari variasi indeks bias panjang gelombang. Inilah sesungguhnya alasan di balik pelunturan warna, atau aberasi kromatik. Secara khusus, hal ini sangat sulit untuk mengoreksi panjang gelombang dalam rentang spektrum biru, yang tidak dapat sepenuhnya diatasi hanya dengan menggabungkan lensa cekung dan cembung. Hal ini pasti akan menghasilkan beberapa aberasi warna.
Canon menciptakan "Lensa BR" untuk mengatasi masalah tersebut. Lensa komposit ini terdiri atas lensa kaca cekung dan cembung yang dilapisi dengan elemen optik BR (Blue Spectrum Refractive Optics) yang memiliki karakteristik dispersi anomali yang secara signifikan membiaskan cahaya biru (rentang panjang gelombang pendek). Karena elemen lensa BR dapat ditambahkan ke elemen lensa lain dengan cara yang dapat mengakibatkan aberasi kromatik yang signifikan, lensa BR menawarkan lebih banyak kebebasan desain karena panjang gelombang biru dapat dikoreksi secara substansial. Canon memperkenalkan lensa yang dapat menawarkan karakteristik optik yang khas, sekaligus meningkatkan kinerja dan mengurangi ukuran, dengan mengembangkan jenis bahan lensa baru melalui cara ini.