Dengan mengembangkan lensa fluorit dan UD, Canon telah mampu menekan aberasi kromatik yang biasanya ditemukan apabila menggunakan lensa konvensional. Teknologi terdahulu tidak mampu meniadakan aberasi kromatik dan sekaligus mengurangi ukuran serta bobotnya, khususnya pada lensa aperture lebar dengan nilai F rendah. Aberasi kromatik disebabkan oleh karakteristik penyebaran cahaya. Idealnya, semua cahaya yang melintasi lensa harus menyatu di satu titik pada bidang fokus. Sayangnya, perbedaan indeks bias pada berbagai panjang gelombang secara tak terhindarkan menyebabkan terjadinya dispersi. Inilah penyebab utama aberasi kromatik (pelunturan warna). Panjang gelombang dalam rentang spektrum biru sangat sulit untuk dikoreksi, dan tidak dapat sepenuhnya diatasi hanya dengan menggabungkan lensa cekung dan cembung. Akibatnya, aberasi kromatik tetap akan terjadi sampai batas tertentu.
Untuk mengatasi masalah ini, Canon mengembangkan “Lensa BR”, lensa komposit di mana elemen optik BR (Blue Spectrum Refractive Optics) dengan karakteristik dispersi anomali, yang sangat membiaskan cahaya biru (kisaran panjang gelombang pendek) diapit di antara lensa kaca cekung dan lensa kaca cembung. Lensa BR memungkinkan kebebasan yang lebih besar dalam desain lensa, karena elemen lensa lainnya dapat diatur dengan cara yang dapat menghasilkan aberasi kromatik yang cukup besar, tetapi panjang gelombang biru dapat dikoreksi sebagian besar dengan penyertaan elemen lensa BR. Dengan mengembangkan jenis bahan lensa baru dengan cara ini, Canon memperkenalkan lensa yang dapat menawarkan karakteristik optik yang unik, sekaligus memperbaiki performa dan mengurangi ukurannya.