Canon telah mengidentifikasi empat kriteria untuk lensa fotografi yang sempurna:
Canon mengidentifikasi persyaratan terakhir sebagai tujuan pengembangan utama. Canon menetapkan standarnya sendiri untuk reproduksi warna yang seragam pada tahun 1960-an, ketika fotografer profesional pertama kali menggunakan film pembalik warna. Canon memulai dengan asumsi bahwa lensa apa pun akan memberikan reproduksi warna yang sama. Namun demikian, untuk mengevaluasi presisi warna, beberapa kriteria reproduksi dan keseimbangan warna harus ditetapkan. Canon mulai dengan menyelidiki sifat sinar matahari, khususnya perubahan cahaya selama setahun seiring dengan perubahan kualitas udara dan sudut matahari. Selain foto uji yang berulang, Canon meminta masukan dari sejumlah besar panelis. Data yang dikumpulkan selama proses ini kemudian diubah menjadi nilai numerik, yang pada akhirnya menetapkan standar reproduksi warna Canon sendiri untuk lensa. Ketika industri fotografi mengadopsi Indeks Kontribusi Warna ISO sebagai standar industri pada tahun 1980-an, mereka menggunakan nilai yang hampir identik dengan yang digunakan oleh Canon, meskipun standar Canon sedikit lebih ketat, dengan toleransi yang lebih rendah terhadap variasi.
Canon mengembangkan teknologi Super Spectra Coating (SSC) untuk membantunya memenuhi standar reproduksi warna yang ketat ini. Lapisan multilapis ini membentuk permukaan lensa yang keras dan tahan lama dengan sifat yang stabil, mengurangi kemungkinan flare dan ghosting lensa yang disebabkan oleh pantulan pada permukaan lensa. Apabila digunakan pada kamera digital, yang sangat rentan terhadap flare dan ghosting, Super Spectra Coating memberikan keseimbangan warna yang optimal. Upaya untuk meningkatkan performa lapisan yang berkelanjutan karena Canon berupaya beradaptasi dengan perubahan zaman dan memenuhi kebutuhan pembuat gambar profesional yang terus berubah.