Subwavelength Structure Coating (SWC) - RF Lens World - Canon Indonesia

    Subwavelength Structure Coating (SWC)

    Subwavelength Structure Coating

    Gelombang cahaya yang dapat dilihat, lebih tipis daripada lapisan pada permukaan lensa. Teknik yang disebut "evaporated film coating" (lapisan film yang diuapkan) digunakan oleh Canon untuk menutupi permukaan lensa dengan lapisan yang sangat tipis, yang membuatnya kurang memantulkan dan membiarkan lebih banyak cahaya masuk. Ini meminimalkan flare (efek seperti kabut atau asap) dan ghosting (semacam bentuk bayangan yang teramati secara jelas) lensa. Di sisi lain, lapisan film yang diuapkan kehilangan sebagian sifat anti-pantulannya saat sudut cahaya masuk dan keluar dari materi menjadi lebih tajam. Ini berarti bahwa untuk mendapatkan hasil imaging (penggambaran) yang lebih baik, kita perlu menemukan cara yang lebih baik untuk menghentikan pantulan cahaya. Canon tidak dapat membuat kemajuan lebih lanjut dalam mengembangkan susunan optik baru, karena lapisan film yang diuapkan telah digunakan secara maksimal.

    SWC, atau Subwavelength Structure Coating, adalah nama teknologi baru yang meningkatkan level lapisan film anti-pantulan. Dengan teknologi ini, flare dan ghosting lensa dapat dikontrol, bahkan pada permukaan lensa yang dulu tidak dapat menghentikan lapisan film yang menguap. Prinsip di balik SWC yang menghentikan pantulan, didasarkan pada indeks bias yang senantiasa berubah. Ada perbedaan antara indeks bias kaca dan udara, yang membuat permukaan lensa memantulkan cahaya. Menempatkan lapisan materi yang indeks biasnya berubah seiring waktu di antara kaca dan udara, dapat membuat transisi cahaya dari udara ke kaca, atau dari kaca ke udara, lebih halus, yang mengurangi pemantulan.
    Jawabannya ditemukan di alam: mata lalat memiliki benjolan yang sangat kecil (skala nanometer) yang cembung dan cekung. Struktur ini menciptakan lapisan dengan indeks bias yang sangat rendah, yang menghentikan pemantulan cahaya. Teknisi Canon mempelajari gagasan ini secara mendalam dan banyak melakukan eksperimen uji-coba sampai akhirnya menemukan teknologi lapisan revolusioner yang memberikan lapisan pada permukaan lensa dengan struktur pada tingkat nanometer. Ini terdiri atas tonjolan pada permukaan lensa yang lebarnya hanya 200–400nm, yang lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat mata kita, yaitu sekitar 400–700nm. Lapisan tersebut tersebar secara merata pada permukaan lensa, sehingga bagian tepinya terbuka untuk aliran udara. Hal ini menyebabkan indeks bias berubah secara bertahap dari ujung lapisan ke dasarnya. Hal ini secara efektif menyerap cahaya yang mengenai lapisan dan memandunya melalui permukaan lensa. Lensa EF24mm f/1.4L II USM adalah yang pertama menggunakan teknologi canggih ini, yang mendorong batas kemampuan lensa sudut lebar.